Kiamat 2012 Mengguncang Aqidah
Kiamat 2012 mengguncang dunia, demikian Headline
di beberapa media massa akhir-akhir ini, ternyata isi beritanya tentang
sambutan gegap gempita dari masyarakat dunia terhadap sebuah film yang
bercerita tentang terjadinya kiamat pada tahun 2012 . Film ini diangkat dari ramalan bangsa Maya kuno paganis yang berasal dari Meksiko, bahwa “kiamat” yang dimaksud akan terjadi pada 21 Desember 2012.
Berbicara
tentang ramalan kiamat sebenarnya bukan hal baru, banyak sekali
paranormal dan tukang ramal sejak dulu telah menyesatkan masyarakat
dengan ramalan waktu terjadinya kiamat, namun satu yang pasti: semua
ramalan tersebut tidak pernah terbukti sama sekali. Anehnya masih banyak
juga yang mau percaya, bahkan rela merogoh kocek hanya demi menonton
film tersebut.
Meski
kami tahu, alhamdulillah kaum muslimin pada umumnya tidak mudah
terpengaruh untuk percaya dengan ramalan-ramalan tersebut, bahkan ada
seorang muslim yang sangat awam mengatakan, “kiamat di tangan Allah bukan di tangan orang-orang Hollywood”.
Akan
tetapi kewajiban kita sebagai muslim untuk saling menasihati,
mengingatkan saudara-saudara kita, ternyata ada bahaya besar di balik
film tersebut, yaitu bahaya atas aqidah seorang muslim.
Ilmu ghaib hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala
Apa
yang akan terjadi di masa depan temasuk perkara ghaib, tidak ada yang
memiliki ilmunya, baik malaikat, manusia maupun jin, kecuali Allah
Ta’ala. Ini adalah salah satu pokok keimanan yang harus diyakini oleh
setiap hamba. Maka termasuk kesyirikan:
1. Apabila seorang mengaku mengetahui ilmu ghaib,
2. Apabila seorang mempercayai ada selain Allah yang mengetahui ilmu ghaib.
Karena
pengetahuan tentang ilmu ghaib merupakan kekhususan bagi Allah Tabaraka
wa Ta’ala. Sebagaimana yang ditegaskan Allah Ta’ala dalam banyak ayat,
diantaranya:
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
“Katakanlah,
“Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui hal ghaib,
kecuali Allah Ta’ala” Dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan
dibangkitkan.” (QS. An-Naml: 65)
وَعِنْدَهُ
مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي
الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا
وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا
فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dan
pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang
mengetahuinya melainkan Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan dan tidak sehelai daun pun yang gugur melainkan
Dia mengetahui, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi
dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam
kitab yang nyata (lauhul mahfudz)” (QS. Al-An`am: 59)
Hukum mempercayai ramalan
Kewajiban
setiap hamba untuk mengimani bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala sajalah
yang mengetahui ilmu ghaib. Oleh karenanya, barangsiapa yang mempercayai
ramalan dukun, paranormal, tukang ramal ataupun ramalan bintang tentang
masa depan berarti dia telah menyekutukan Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menegaskan:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فقد كفر بما أنزل على محمد صلى الله عليه وسلم
“Barangsiapa
yang mendatangi paranormal lalu membenarkan ucapannya, maka ia telah
kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad –shallallahu’alaihi wa
sallam-.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihut Targhib no. 3047)
Bahkan
sekedar bertanya tanpa membenarkan atau mempercayai ucapan paranormal
tersebut mengakibatkan tertolaknya sholat seseorang selama 40 hari,
tanpa menggugurkan kewajiban sholat darinya. Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barangsiapa yang mendatangi paranormal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima sholatnya selama 40 malam.” (HR. Muslim no. 5957)
Dan
termasuk dalam hal ini apabila seorang membaca ramalan-ramalan bintang
(zodiak), feng shui, primbon dan semisalnya yang biasa tersebar di media
massa dan ia mempercayainya maka itu adalah kesyirikan kepada Allah
Ta’ala. Jika sekedar membacanya tanpa meyakininya maka termasuk dosa
besar (lihat At-Tamhid Li Syarhi Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh Sholih Alusy
Syaikh hafizhahullah, hlm. 489-490).
Kapan terjadi kiamat termasuk ilmu ghaib, hanya Allah Tabaraka wa Ta’ala yang memiliki ilmunya
Tidak
diragukan lagi bahwa pengetahuan tentang waktu terjadinya kiamat adalah
termasuk perkara ghaib, hanya Allah Ta’ala saja yang tahu kapan
terjadinya kiamat, tidak ditampakkan kepada makhluk-Nya karena suatu
hikmah. Allah Ta’ala berfirman:
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
“Mereka
bertanya kepadamu tentang (kapan datangnya) hari kiamat. Katakanlah,
“Sesungguhnya pengetahuan tentang kapan datangnya hari kiamat itu
hanyalah di sisi Allah.” Dan tahukah kamu (wahai Muhammad) boleh jadi
hari kiamat itu sudah dekat waktunya.” (QS. Al-Ahzab: 63)
يَسْأَلُونَكَ
عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ
رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ثَقُلَتْ فِي
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ
كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka
menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah:
“Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabbku;
tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.
Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di
bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan secara tiba-tiba.”
Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya.
Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di
sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.” (QS Al-A’raf: 187)
Bahkan
malaikat yang paling mulia sekalipun, yaitu Jibril ‘alaihissalam dan
Rasul yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa
sallam juga tidak mengetahui kapan terjadinya kiamat.
Sehingga
ketika Jibril ‘alaihissalam datang dalam bentuk seorang laki-laki dan
bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, “kapan
terjadinya kiamat”, sebuah pertanyaan untuk mengajarkan kepada para
sahabat bahwa tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya kiamat kecuali
Allah ‘Azza wa Jalla, maka dijawab oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam: “Tidaklah orang yang ditanya lebih tahu dari yang bertanya.”
(sebagaimana dalam hadits yang panjang, yang dikenal dengan istilah
hadits Jibril, diriwayatkan oleh al-Imam Muslim, lihat hadits Arba’in
ke-2).
1.Demikian
opini umum yang tersebar di tengah masyarakat dan media massa, terlepas
dari benar tidaknya film tersebut bercerita tentang kiamat atau sekedar
bencana alam. Sampai-sampai salah seorang paranormal terkenal di negeri
ini sok mengatakan, “paranormal tidak bisa menembus tahun 2013”.
Maka
untuk meluruskan kesalah pahaman sebagian saudara kami tentang tulisan
ini maka kami tegaskan bahwa artikel ini bukan sebagai “resensi” ataupun
“bantahan ilmiah” terhadap film tersebut, melainkan untuk meluruskan
aqidah kaum muslimin (yaitu kesyirikan ramal-meramal) dan menutup celah
penyimpangannya. Adapun tentang film itu sendiri sudah dimaklumi kalau
berisi gambar bernyawa, menampakkan aurat, membuang-buang harta dan
waktu dan kemungkaran-kemungkaran lainnya, sebagaimana film-film yang
lain.
Bentuk Kekafiran dari sisi lain: Mendustakan hadits-hadits tentang tanda-tanda kiamat
Termasuk
bagian dari rukun iman yang kelima, yaitu beriman dengan hari kiamat
adalah mengimani terjadinya tanda-tanda kiamat. Hal tersebut telah
dijelaskan dalam banyak ayat dan hadits yang shahih, bahkan sebagiannya
mutawatir. Diantaranya dalam hadits Abu Sarihah Hudzaifah bin Asid
al-Ghifari radiyallahu’anhu:
اطَّلَعَ
النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ
مَا تَذَاكَرُونَ. قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ إِنَّهَا لَنْ
تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ. فَذَكَرَ الدُّخَانَ
وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا
وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ -صلى الله عليه وسلم- وَيَأْجُوجَ
وَمَأْجُوجَ وَثَلاَثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ
بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ
تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ.
“Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan kami ketika sedang
berbincang-bincang. Beliau berkata, “Apa yang sedang kalian
perbincangkan?” Kami menjawab, “Kami sedang berbincang-bincang tentang
hari kiamat.” Beliau bersabda:
“Tidak
akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sepuluh tanda.” Lalu
beliau menyebutkan, “[1] Dukhan (asap yang meliputi manusia), [2]
keluarnya Dajjal, [3] Daabah (binatang yang bisa berbicara), [4]
terbitnya matahari dari barat, [5] turunnya ’Isa bin Maryam
‘alaihimassalam, [6] keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, [7,8,9] terjadinya
tiga longsor besar (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat dan di
jazirah Arab, yang terakhir adalah [10] keluarnya api dari Yaman yang
menggiring manusia ke tempat berkumpulnya mereka”.” (HR. Muslim no. 7467)
Dari
kesepuluh tanda-tanda kubro ini yang paling jelas pengingkarannya pada
tanda yang kelima, yaitu tentang turunnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam,
karena dalam hadits yang shahih diterangkan bahwa lama tinggal Nabi ‘Isa
‘alaihissalam di bumi adalah selama 40 tahun, kemudian beliau meninggal
dunia dan disholati oleh kaum muslimin (sebagaimana dalam hadits yang
diriwayatkan al-Imam Ahmad, Abu Dawud dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh
Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 2182).
Sedangkan
ramalan kiamat bangsa Maya akan terjadi pada 21 Desember 2012, berarti
jaraknya tinggal 3 tahun lebih sedikit, padahal Nabi ‘Isa ‘alaihissalam
akan tinggal di bumi selama 40 tahun. Ini jelas penyesatan dan
pendustaan secara tidak langsung terhadap hadits Nabi shallallahu’alaihi
wa sallam yang mulia, satu dari dua wahyu Allah (al-Qur’an dan
al-Hadits).
Demikian
pula, termasuk tanda kubro sebelum turunnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam,
adalah diangkatnya Imam Mahdi sebagai pemimpin tunggal kaum muslimin dan
beliau akan berkuasa selama 7 atau 8 tahun (dan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam
turun pada masa kepemimpinan beliau) (sebagaimana dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Hakim dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh
Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 711).
Juga
tidak akan terjadi kiamat sebelum kaum muslimin mengalahkan kaum
penjajah dan teroris sejati: Yahudi, sebagaimana sabda Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam:
لاَ
تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ
فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِىُّ مِنْ
وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ يَا
مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِىٌّ خَلْفِى فَتَعَالَ
فَاقْتُلْهُ. إِلاَّ الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ
“Tidak
akan terjadi kiamat sebelum kaum muslimin memerangi orang Yahudi. Maka
kaum muslimin membunuh mereka sampai orang Yahudi bersembunyi di
belakang batu dan pohon; maka batu dan pohon itu berkata, “Wahai Muslim,
wahai hamba Allah, inilah orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan
bunuhlah,” kecuali pohon gharqad, karena sesungguhnya ia adalah pohonnya
Yahudi.” (HR. Muslim no. 7523)
Sebagaimana
kaum muslimin pada akhir zaman dengan pertolongan Allah juga akan
menundukkan semua kekuatan orang-orang kafir di muka bumi ini. Dan sudah
dimaklumi bahwa pembuat film ini adalah seorang Yahudi, sehingga tidak
berlebihan kalau kita bertanya-tanya, apakah ini gambaran ketakutan
mereka kepada kaum muslimin, sekaligus ingin memadamkan semangat jihad
plus mengkaburkan aqidah kaum muslimin!?
Dan masih banyak hadits lain tentang tanda-tanda kiamat yang mungkin didustakan dalam ramalan tersebut.
Sejatinya,
ketika terjadi kiamat tidak ada lagi orang beriman di muka bumi ini,
karena Allah Ta’ala telah mewafatkan semua orang yang beriman sebelum
terjadinya kiamat. Sehingga yang menyaksikan terjadinya kiamat hanyalah
orang-orang kafir, bahkan mereka adalah seburuk-buruknya manusia yang
tersisa di muka bumi ini. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ تُدْرِكُهُ السَّاعَةُ وَهُمْ أَحْيَاءٌ وَمَنْ يَتَّخِذُ الْقُبُورَ مَسَاجِدَََََ
“Sesungguhnya
diantara makhluk yang paling buruk di sisi Allah adalah orang yang
masih hidup ketika terjadinya kiamat dan orang yang menjadikan kuburan
sebagai masjid.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ahkamul Janaiz hlm. 216)
Faidah:
Yang dimaksud dengan menjadikan kuburan sebagai masjid mencakup dua
makna, pertama: shalat di pekuburan, kedua: membangun masjid di
pekuburan (lihat I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh
Sholih al-Fauzan hafizhahullah 1/298).
Kesimpulan
Mempercayai
ramalan terjadinya kiamat pada tahun 2012 termasuk kesyirikan dan
kekafiran kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (terlepas dari benar tidaknya
film tersebut berbicara tentang kiamat atau sekedar bencana alam). Lalu
bagaimana mungkin seorang mukmin bisa terhibur dengan film, maupun
acara-acara perdukunan seperti The Master dan lainnya yang berdasarkan
pada sesuatu yang sangat dimurkai Allah!?
Padahal
setiap mukmin tidak saja dituntut untuk menjauhi kekafiran, tapi juga
dituntut untuk membenci kekafiran tersebut dan pelaku-pelakunya. Inilah
satu permasalahan penting dalam aqidah seorang muslim yang dikenal
dengan istilah al-wala’ wal bara’, kecintaan dan permusuhan. Bahwa cinta
seorang mukmin kepada iman dan orang-orang yang beriman dan
kebenciannya kepada kekafiran dan orang-orang kafir. Nabi Ibrahim
‘alaihissalam telah memberikan teladan yang baik dalam hal ini:
قَدْ
كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ
مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ
الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Sesungguhnya
telah ada suri teladan yang baik bagi kalian pada Ibrahim dan
orang-orang yang bersamanya; ketika mereka berkata kepada kaumnya:
‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan apa yang kalian sembah
selain Allah, kami ingkari (kekafiran) kalian serta telah nyata antara
kami dan kalian permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya, sampai
kalian beriman kepada Allah saja.” (QS. Al-Mumtahanah: 4)
Sehinggga termasuk kekafiran:
1. Apabila seorang mencintai atau meridhoi kekafiran meskipun ia tidak melakukannya,
2. Apabila seorang mencintai orang kafir karena kekafirannya.
Adapun
seorang yang mencintai orang kafir bukan karena kekafirannya, seperti
karena dunia dan lainnya, maka tidak termasuk kekafiran, namun termasuk
dosa besar (lihat Syarhu Tsalatsatil Ushul, Asy-Syaikh Sholih Alu Syaikh
hafizhahullah, hlm. 27)
Maka
sangat dikhawatirkan, hadirnya kita untuk menonton dan mencari hiburan
dari acara-acara kekafiran termasuk dalam bentuk meridhoi kekafiran
tersebut.
Di
sisi lain, menonton film tersebut minimalnya termasuk perbuatan sia-sia
dan membelanjakan harta untuk kesia-siaan, padahal masih banyak hal-hal
positif yang bisa kita lakukan untuk kebaikan dunia dan akhirat kita.
Juga termasuk kemungkaran, melihat gambar wanita membuka aurat dan
meridhoi gambar bernyawa. Demikian pula jika kita renungkan sejenak,
tentang harta yang kita keluarkan hanya demi suatu hiburan belaka,
padahal di negeri kita sendiri terlalu mudah untuk bertemu peminta-minta
setiap harinya di jalan-jalan negeri kita dan di belahan bumi lain
banyak saudara-saudara kita kaum muslimin, seperti di Palestina,
Afganistan, Iraq, dan lainnya yang sangat membutuhkan uluran tangan
kita, karena sekedar untuk mendapatkan sesuap nasi terlalu sulit bagi
mereka disebabkan penjajahan yang dilakukan oleh orang-orang kafir,
sementara kita di sini, menghambur-hamburkan harta untuk hiburan yang
tidak syar’i!?
Adapun
bagi mereka yang ingin mengambil hikmah atau pelajaran dari film,
novel, nyanyian (baca: nasyid) dan yang sejenisnya, ketahuilah itu
termasuk tipu daya setan untuk menjauhkan kita dari al-Qur’an dan
cabang-cabang ilmunya yang sangat banyak. Barangsiapa yang tidak bisa
mengambil pelajaran dari al-Qur’an maka bagaimana mungkin ia bisa
mengambil dari selainnya!?
Ingatlah,
setiap detik yang kita lalui dan setiap harta yang kita belanjakan
pasti akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak. Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
لَا
تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ
أَرْبَعٍ : عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا
عَمِلَ فِيهِ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا
أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ
“Tidak
akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dimintai
pertanggung jawaban tentang empat perkara, tentang umurnya ke mana ia
habiskan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan ke mana ia
belanjakan dan tentang badannya untuk apa ia pergunakan.” (HR. Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shohihut Targhib no. 126)
Oleh
karenanya, yang paling penting bagi kita bukanlah mengetahui kapan
terjadinya kiamat, namun apa yang telah kita siapkan untuk menghadapi
hari kiamat.
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- مَتَى السَّاعَةُ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- « مَا أَعْدَدْتَ لَهَا ». قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ.
قَالَ « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Dari
Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasannya, seorang Arab dusun
bertanya kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, “kapan terjadinya
hari kiamat”, maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bertanya kepadanya,
“apa yang telah engkau siapkan untuk menghadapi hari kiamat”, ia
menjawab, “kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya”, maka Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “engkau akan bersama dengan yang
engkau cintai”.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Wallahu Ta’ala A’la wa A’lam.
Dikutip
dari http://www.ahlussunnah-jakarta.com Penulis: Al Ustadz Sofyan
Chalid Bin Idham Ruray, Judul: Kiamat 2012 Mengguncang Aqidah (1-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar